Sebuah pesawat militer Amerika Serikat jatuh tidak lama setelah lepas landas dari pangkalan udara di Kyrgyzstan hari Jumat (3/5/2013), kata para pejabat setempat dikutip AFP.
�Menurut informasi yang saya miliki, pesawat terbelah menjadi tiga. Informasi tentang korban tewas atau luka masih diklarifikasi. Semua tim penyelamat sudah menuju tempat kejadian,� kata sekretaris pers Kementerian Keadaan Darurat Abdisharip Bekilov.
Pesawat itu berangkat dari pangakalan udara AS Manas dan jatuh di dekat desa Chaldovar di daerah pegunungan, sekitar 200km dari ibukota Bishkek dan berdekatan dengan perbatasan Kazakhstan, kata Bekilov.
Sekretaris pers di pangkalan AS itu, Akzhibek Beishebekova, kepada AFP mengatakan bahwa pihaknya masih mencari tahu tentang kecelakaan tersebut.
�Kami tidak bisa mengkonfirmasi atau membantah peristiwa jatuhnya pesawat itu,� kata Beishebekova, seraya menambahkan bahwa berapa jumlah orang yang ada di atas pesawat tersebut tidak diketahui.
Para saksi mata mengaku melihat ledakan di udara dan pecahan pesawat terbakar.
Pangkalan udara Manas merupakan fasilitas kunci dari operasi militer AS di Afghanistan. Tempat itu dijadikan persinggahan personel militer AS sebelum dibawa masuk ke Afghanistan, tempat mengisi bahan bakar pesawat tempur, termasuk lokasi evakuasi tentara yang terluka.
Menurut Kementerian Keadaan Darurat, pesawat AS yang jatuh itu merupakan sebuah pesawat KC-135 Stratotanker. Pesawat buatan Boeing yang bertugas sebagai pengisi bahan bakar di udara bagi pesawat-pesawat militer AS itu kehilangan kontak dengan Manas sesaat setelah mengudara.
Menurut Lembaga Penerbangan Sipil Kyrgyzstan, pesawat itu terbang pukul 2.30 siang waktu setempat.
Kemudian sekitar pukul 2.55 siang seorang warga desa di sekitar lokasi kejadian mengatakan pesawat itu meledak di udara. Dia melihat ada gambar bendera Amerika Serikat di sayapnya, kata Kementerian Penerangan dalam pernyataannya
Seorang pejabat setempat mengatakan bahwa pilot pesawat sepertinya berhasil menyelamatkan diri sebelum pesawat itu mengalami kecelakaan.*
(AFP/HDY)
0 komentar:
Posting Komentar