Banyak tudingan lahan minyak dan gas bumi (Migas) di Indonesia dikuasai perusahaan asing. Namun ternyata, sebanyak 49% sumur migas Indonesia dikuasai oleh Pertamina dan semuanya masih perawan alias belum digali maksimal.
"Sebanyak 49% lahan migas yang ada di Indonesia saat ini dikuasai semua oleh Pertamina, dan semua lapangan migasnya saat ini masih virgin (perawan)," kata Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Rudi Rubiandini ketika berkunjung ke Kantor Trans Corp, Jakarta.
Tapi, ujar Rudi, saat ini 85% produksi migas nasional masih disumbang oleh kontraktor-kontraktor multinasional atau asing seperti Chevron, Total E&P, Conoco, Mobil Cepu, Vico, dan lainnya.
"Dari produksi minyak nasional 840.000 barel per hari, sebanyak 39,7% disumbangkan oleh Chevron. Di gas bumi, terbesar dari Total sebesar 20,8% atau 1.93,98 juta kaki kubik per hari (mmscfd)," ungkapnya.
Mengapa Pertamina menguasai 49% ladang migas di Indonesia, namun produksinya baru 15% atau baru 120.000 barel per hari?
"Ya karena ladang migasnya masih virgin semua, semua sumur-sumur migas yang diproduksi Pertamina baru 20-30% saja (digali), sedangkan sumur minyak kontraktor multinasional seperti Chevron, Cepu dan lainnya sudah 70-80% jadi pantas produksinya besar," ungkap Rudi lagi.
Rudi mengatakan, apabila Pertamina menerapkan teknologi pengeboran lebih canggih seperti menggunakan teknologi EOR (injeksi sumur dengan gas), maka produksi migas Pertamina bisa lebih besar.
"Makanya kedepannya hanya kepada Pertamina produksi minyak nasional bisa berharap, sementara kontraktor lainnya hanya mempertahankan produksi minyak saja, kalau pakai teknologi EOR produksi minyak Pertamina bisa naik dari 120.000 barel per hari bisa mencapai 250.000-300.000 barel per hari," tandasnya. Demikian lansir detikfinance.
0 komentar:
Posting Komentar