Oleh Mukhlisudddin, SHI, MA (*
CITA-cita pendidikan Islami di Aceh, masih jauh dari harapan sempurna, setidaknya begitulan rasa kekecewaan yang muncul dari berbagai kalangan, kemajuan pendidikan formal di Aceh, selama ini masih saja terbaca dan terdengar dari berbagai forum dan media.
Mulai dari forum diskusi, workshop, seminar hingga pada forum konferensi. Mulai dari media cetak hingga media elektronik dan internet. Hingga kini perbincangan tentang perkembangan pendidikan di Aceh masih menjadi isu hangat untuk dibicarakan oleh para pihak dari berbagai kalangan, baik interen seperti kalangan dinas pendidikan, majelis pendidikan, praktisi pendidikan. baik dosen maupun guru.
Secara lingkup eksteren adalah kalangan masyarakat umum yang menjadi penikmat pendidikan. Berbagai kritik dan bahkan hujatan ditujukan kepada pemerintah daerah dan pemerintah pusat sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap pendidikan di Aceh. Pemda dan jajarannya dipandang belum mampu mewujudkan cita-cita atau visi pendidikan Aceh yang Islami.
Sebenarnya, jika kita mau jujur hubungan antara pendidikan dengan pelaksanaan syariat Islam begitu erat karena pendidikan merupakan salah satu instrumen pelaksanaan syariat Islam itu. Sesungguhnya adalah moment yang sangat tepat ketika pada tahun 2002 secara formal ditetapkan berlakunya syariat Islam di Aceh, segera pula diikuti dengan komitmen untuk melaksanakan sistem pendidikan islami sebagaimana tercantum dalam Qanun Nomor 23 Tahun 2002.
Sayang sekali upaya pelaksanaan pendidikan Islami belum menjadi harapan masyarakat dan demikian juga halnya dengan pelaksanaan syariat Islam, sehingga tidak heran apabila gejala krisis moral belum pernah berkurang adanya.
Pendidikan Aceh yang Islami adalah konsep ideal bagi Aceh untuk menyiapkan peserta didik atau lulusan pendidikan yang berilmu dan berakhlak islami. Artinya, penerapan pendidikan Aceh yang Islami, juga diartikan merubah iklim di lembaga-lembaga pendidikan formal dan non-formal menjadi Islami dengan menjalan prinsip amar makruf nahi mungkar.
Di lembaga pendidikan apakah keluarga, sekolah dan masyarakat, prinsip-prinsip dan nilai-nilai keisalam bukan saja diajarkan, tetapi dijalankan secara ideal. Jadi, pendidikan Aceh yang Islami bukan dengan hanya merubah nama atau mengutamakan simbul-simbul keislaman yang tidak membumi, akan tetapi benar-benar diamalkan dan dilaksanakan dalam semua proses kehidupan nyata.
Al-Aziziyah & Konsep Pendidikan Islam
Sebagai lembaga pendidikan Islam yang ternama di Aceh yang membawahi Dayah terbesar di Aceh Dayah MUDI Mesjid Raya dan Kampus STAI Al Aziziyah, Yayasan Pendidikan Islam Al-Aziziyah hingga sekarang telah mampu menjadi cerminan keberhasilan konsep pendidikan Islam dengan mensinergikan perpaduan tradisional dan modern bagi santrinya.
Jika dulunya kiblat pendidikan Islam di Aceh lebih diutamakan �Darussalam� dengan dua kampus utama, tapi belakangan rasanya kiblat pendidikan sudah mulai bergeser ke Al-Aziziyah, salah satu standart konsep ideal Pendidikan Islam adalah dilihat dari standart mutu materi kurikulum yang islamis, alumni yang senantiasa menjalankan etika-etika Islam dalam kesehariannya, terbebasnya aliran dan pemikiran paham pluralisme, sekulerisme dan liberalisme yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam dalam pembelajaran yang diajarkan serta memiliki peserta didik yang bermoral dan etika Islam, mereka tidak suka membuat onar, tidak suka tawuran dan tentunya memiliki nilai kritis dalam pengembangan keilmuan.
Realita saat ini, di saat masyarakat butuh dengan peradaban baru konsep pendidikan Islam di Aceh, YPI Al-Aziziyah bangkit dengan konsep pendidikan Islamis yang ditawarkan melalui Dayah MUDI Mesjid Raya serta Sekolah Tinggi Agama Islam Al Aziziyah yang menawarkan konsep pendidikan Islam, para mahasiswa disantrikan di dayah dan selanjutnya mahasiswa akan mengikuti pendidikan kuliah di kampus pada sore harinya, setelah pagi dan malam mereka mengikuti pengajian agama di dayah.
Keseharian mereka berada di bawah kontrol Al-Aziziyah dalam hal peribadatan, interaksi kemasyarakatan, kebersihan hingga pendidikan, para santriwati/mahasiswi menggunakan hijab/cadar untuk lebih menjaga aurat, adanya pemisahan ruang belajar antar mahasiswa dan mahasiswi dan juga dosen pengajar dipilih dengan seselektif mungkin untuk mengantisipasi tidak tersusupnya pemikiran-pemikiran liberal, sekuler dan prularisme.
Potret Ideal Pendidikan Islam
Keberhasilan Al-Aziziyah dalam membangun peradaban baru bagi pendidikan Islam di Aceh tentunya tidak luput dari kiat-kiat yang dilakukan oleh Abu MUDI selaku pimpinan lembaga tersebut dalam menyiapkan sumber daya manusia yang handal untuk mewujudkan tujuan pendidikan Islam yang seutuhnya, faktor keberhasilan Al-Aziziyah lainnya adalah masih kuatnya kekuatan dayah yang sanggup meyakinkan para orang tua calon santri dan mahasiswa untuk menyantrikan anaknya di Al-Aziziyah.
Hal ini tidak luput dari peran dayah sebagai pusat pendidikan Islam (the central of religius learning) tertua di Aceh, serta peran alumni dayah yang bisa menjadi agen perubahan (agent of change) dalam masyarakat serta tidak membutuhkan biaya besar untuk bisa mengecap pendidikan di dayah, hal ini tentu berbeda jauh dengan sekolah dan kampus lain di Aceh, inilah yang menjadi faktor alternatif bagi masyarakat yang secara ekonomi tidak mampu. Rakyat bisa belajar di dayah meskipun miskin.
Umumnya, dayah-dayah tidak membebankan murid-muridnya untuk membayar uang pendidikan. Bagi murid yang fakir miskin dayah dengan sendirinya menyediakan makanan, yang diberikan oleh teungku (pimpinan dayah) atau dari masyarakat yang selalu siap membantu.
Mahasiswa yang dididik di Al-Aziziyah mereka diajarkan tatakrama dalam pergaulan sesama santri dan mahasiswa, tatapergaulan dengan guru, dengan orang tua. Mereka juga diajarkan tentang tatacara beribadah sesuai dengan tuntunan agama, mereka diajarkan tauhid dengan berpacu pada I�tiqad Ahlu Sunnah wal Jamaah, selain itu di Al-Aziziyah para santri dan mahasiswa juga diajarkan ilmu umum lainnya, seperti tatacara peradilan, kepengacaraan, sistem evaluasi pendidikan, manajemen pendidikan, strategi komunikasi, dan berbagai life-skill sebagai penunjang hidup di saat mereka sudah meninggalkan Al-Aziziyah dan semuanya diatur dalam konsep pendidikan Islami.
Melalui opini singkat ini, realita di atas menjadi gambaran tentang betapa pentingnya pendidikan Islam di Aceh, dan betapa jauhnya harapan yang telah digantungkan oleh masyarakat Aceh di lembaga pendidikan yang ada di Nanggroe Aceh dan sekarang ini, YPI Al-Aziziyah telah membuka �peradaban baru� dan bangkit sembari menawarkan konsep peradaban pendidikan Islam yang ideal sebagai sebuah potret pendidikan Islam di Aceh dengan berbagai hal dan program kerja yang diterapkan, semoga...
*Penulis, Alumnus Program PPS IAIN Sumatera Utara, Dosen STAI Al Aziziyah Samalanga,
Penyuluh Agama Islam Fungsional di kemenag Kab. Pidie Jaya, Email : mukhlisuddinmarzuki@gmail.com
0 komentar:
Posting Komentar